Oleh : Fatra Kurniawan, sabtu 23 desember 2012 di Bengkulu
Hidup adalah sebuah perjalanan yang sangat berharga
dan tak bisa ditebak, karena itu semua telah diatur oleh yang maha kuasa, kita
hanya bisa melangkah dan merencana dengan apa yang menjadi tujuan kita saat
ini, sehingga di dalam kehidupan ada hitam dan putih, ada gelap dan terang, ada
ramai dan sunyi, ada besar dan kecil bahkan ada senang dibalik kesedihan,
tetapi itu semua adalah warna kehidupan yang akan mewarnai kehidupan didunia
ini, dan yakinlah semua itu adalah nikmat yang maha kuasa berikan kepada kita
semua untuk umat manusia dibumi ini.
Alhamdullah
syukur, kita semua telah diberikan kesehatan sehingga kita dapat merasakan
indahnya islam seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini. Pada
kesempatan ini ada cerita yang sangat mengesankan dan mengajarkan kapada saya
dan kita semua, betapa luasnya kehidupan ini dengan berbagai suku, budaya, dan
retorika yang sangat luar biasa. Pada tanggal 24 ferbruari – 1 maret 2012 yang
lalu, kami dari anggota himpunan
mahasiswa kesehatan masyarakat (HIMMAS) Universitas Muhammadiyah Bengkulu
menghadiri kegiatan Rapat pimpinan
Nasional (RAPIMNAS) ikatan senat mahasiswa kesehatan masyarakat indonesia
(ISMKMI) di universitas ANDALAS Padang, Sumatera Barat yang di hadiri oleh
seluruh mahasiswa Aktivis kesehatan masyarakat dari Sabang sampai Merauke
dengan berbagai warna Almamater seluruh indonesia. Kami dari UMB diikuti oleh
empat orang delegasi dan dua orang peninjau yaitu fatra, dani, rio, fadli,
yolan, dan artha. disana UMB hanya sebagai anggota peninjau dan insyaallah akan
di sah kan menjadi anggota tetap saat MUNAS di Papua nanti, Amin,,,”. Ketika
malam telah larut untuk menunggu keesokan hari, saya menatap terangnya bulan
purnama yang menerangi malam, dan berkata dalam hati “besok adalah awal ku
berkarier didunia pergerakan mahasiswa seluruh indonesia dengan berbagai warna
Nusantara”, hal ini mengingatkan ku kembali ketika awal ku memasuki dunia
kampus menjadi mahasiswa dengan pilihan menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja
yang kerjaannya hanya kuliah, belajar terus pulang kekosan dan berharap
mendapat nilai yang tinggi dari dosen atau menjadi mahasiswa yang luar biasa
dengan segudang kesibukan ditambah dengan tugas seorang mahasiswa untuk belajar
dan menuntut ilmu dari pengalaman dan hal-hal yang baru. Pilihan itu terus
memutar di kepalaku untuk menjadi orang yang luar biasa dan belajar untuk
selalu memanagemen diri dengan orang-orang yang saya anggap bisa untuk
membimbing dan mengajarkanku, yaitu orang tua ku, guruku, ustadku,mentorku, dan
para sahabatku yang luar biasa yang telah memberikan ku hal-hal yang baru
kepadaku. Sehingga tergoreslah coretan kecil dibuku harianku tentang cita-cita
ku untuk belajar dan mengelilingi indonesia dengan segudang impian, maka dari
itu waktu demi waktu, hari demi hari saya mencari sahabat bahkan kelompok yang
mampu mengajarku untuk menjadi seorang pembelajar, motivator, inovator dan
transformator untuk banyak orang sehingga berbuat kebaikan untuk orang banyak.
Amin,,,,,
Cahaya
dan senyuman para pemimpin masa depan terpancar indah di sebuah ruangan
auditorium fakultas ilmu kedokteran dengan dipenuhi seluruh aktivis mahasiswa
kesehatan masyarakat diseluruh indonesia, yang membuatku merasa bangga dapat
duduk bareng dengan mahasiswa seluruh Nusantara, sehingga membuat saya yakin
bahwa didalam ruangan itu adalah sahabat-sahabatku yang sangat luar biasa yang
mampu menginspirasi banyak orang. Ketika waktu luang dengan dilengkapi
secangkir teh hangat, saya
berbincang-bincang dengan teman-teman mahasiswa KESMAS yang kebetulan
muslim, di sebuah musholah sehabis sholat Magrib, ada yang dari Aceh, SUMUT,
SUMBAR, Jambi, Makasar, Manado, Yogyakarta, Jakarta bahkan masih banyak lagi
yang gak bisa disebutin satu per satu lho,,,,hhmmmm’, disana saya mencoba
mengajak untuk bertukar fikiran dan bercerita tentang kegiatan kampus
masing-masing, sembari saya melontarkan pertanyaan kepada kawan-kawan tentang
penegasan pentingnya ilmu pengetahuan,,. Dari hasil diskusi malam itu di
musholah, saya menyimpulkan jawaban dari salah satu mahasiswa Aceh yang
mengatakan
“menuntut ilmu wajib bagi setiap umat”
“Tuntutlah
ilmu dari buaian ibumu hingga liang kubur”
“Allah
meninggikan derajat orang yang beriman dan yang menuntut ilmu”
Ketika
perbincangan itu terus belanjut dengan semangat, salah satu teman dari jakarta
mengajak untuk merenungi dua pertanyaan.
Pertama, apakah kita tidak percaya akan kebenaran ayat-ayat
dan hadis-hadis tentang kewajiban menuntut ilmu?
Kita kenal ibnu Rusyid, Ibnu Sina,
aL Khawarizmi, aL Farabi, Imam Syafi’i, Imam Ghazali, Hamka, Sudjatmoko dan
lain-lain, padahal mereka sudah meninggal, itu semua karena ilmu yang mereka
tinggalkan, ilmu yang bermanfaat bisa jadi amal jariah yang akan tetap ada
walaupun kita sudah tidak ada.
Kedua, apakah kita pikir kita bisa hidup seribu tahun
lagi dan apakah kita pikir perut lebih penting dari pada otak?
Kita kasih bahan bakar perut kita
dengan bermacam-macam makanan yang enak-enak, bahkan sampai rela bersusah payah
membuat berbagai kebutuhan perut kita ini. Sedangkan di saat yang sama otak
kita juga butuh bahan bakar, ilmu pengetahuan.
Ketika
selesai diskusi dengan teman-teman, saya kembali kepenginapan dengan merenung
sejenak hasil dari diskusi betapa tingginya derajat orang-orang yang berilmu,
sehingga saya termotivasi untuk menuntut ilmu baik dari pengalaman bahkan dari
hal-hal yang baru. Sahabatku, orang yang
hebat adalah orang-orang yang selalu bersahabat dengan ilmu dan selalu
bersinergi dengan lingkungan sekitar untuk selalu mencari, belajar tanpa henti
sampai ajal telah tiada.